Inovasi Pendidikan di Daerah Terpencil

Pendidikan di pelosok Indonesia masih menjadi sorotan tersendiri. Pasalnya ketika daerah lain mengalami pertumbuhan pendidikan yang pesat, daerah pelosok banyak yang masih tertinggal. Padahal pada dasarnya semua warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak.

Jika merujuk pada agama Islam, tujuan pendidikan adalah untuk membimbing generasi hingga memiliki kepribadian islami. Dengan demikian diperlukan berbagai fasilitas untuk merangsang fungsi akal.

Akal memang memiliki peran utama, namun fasilitas penunjang tetap diperlukan. Saat akal sudah mempunyai pola pikir, maka akan menghasilkan perilaku. Dari perilaku menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi karakter yang membentuk sebuah kepribadian.

Berbagai daerah pelosok di Indonesia memiliki sumber daya manusia yang kompeten sebagai aset bangsa. Tetapi, fasilitas yang tersedia masih minim dan kekurangan. Hal inilah yang membuat sumber daya tersebut tidak akan terasah dengan maksimal.

Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban sebuah bangsa. Menurut KBBI, pendidikan berasal dari satu kata kerja yaitu “mendidik” yang berarti memelihara dan mengajarkan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan sering terjadi dibawah bimbingan orang lain maupun secara otodidak atau belajar sendiri. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan.

Sampai saat ini, pemerataan pendidikan di Indonesia masih belum juga berhasil. Terutama di beberapa wilayah khusus seperti yang termasuk dalam kategori daerah terpencil. Bahkan, kesenjangan hasil pendidikan daerah tersebut begitu jauh. Sehingga mutu pendidikan sangat penting ditingkatkan, khususnya di daerah terpencil. Meningkatkan mutu pendidikan bukan hal yang mudah dilakukan. Apalagi mengingat bahwa ada banyak aspek yang harus menjadi pertimbangan khusus.

Pendidikan di Indonesia sejauh ini terus berusaha ditingkatkan. Hanya saja ada beberapa daerah yang peningkatannya kurang significant. Bahkan, untuk menyamakan mutu pendidikan dengan kota terdekat saja masih sangat sulit. Apalagi untuk daerah-daerah yang terpencil dan minim sumber daya manusia.

Bukan rahasia lagi jika Indonesia mempunyai banyak wilayah yang masih tergolong daerah terpencil. Di berbagai daerah tersebut pendidikan tidak bisa dioperasikan secara maksimal. Mulai dari tenaga pengajar, kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan, media pembelajaran, dan transportasi siswa pergi sekolah serta sarana prasarana lainnya.

Ternyata banyak sistem pendidikan di daerah tersebut yang belum terjangkau oleh pemerintah. Seolah-olah pemerintah hanya fokus ke pendidikan yang berada di kota-kota besar Indonesia. Jika di lihat dari media online atau televisi banyak yang memberitakan mengenai kondisi pendidikan yang tak layak di sana. Namun, pemerintah  tetap berupaya meningkatkan mutu pendidikan termasuk daerah terpencil sebaik mungkin.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan di daerah terpencil. Sehingga sulit terjangkau oleh pemerintah, diantaranya:

Akses Perjalanan yang Sulit. Akses yang sulit merupakan salah satu kendala dari berbagai problem di daerah terkecil, termasuk problem dalam mengakses pendidikan. Tanpa adanya akses yang mudah maka pemerintah, kepala sekolah, guru, maupun pihak lain yang ingin meningkatkan mutu pendidikan di daerah tersebut tentu akan mengalami kesulitan. Bahkan siswa juga merasakan kesulitan dalam menjangkau sekolah sebab akses yang kurang memadai.
Kurangnya Tenaga Pengajar. Jumlah tenaga pengajar tentunya sangat minim di daerah terpencil. Sehingga akan menyulitkan setiap pendidik dalam mengajar dan menjalankan tugas lainnya. Selain itu, untuk mencari guru yang berkualitas dan siap di tempatkan dimana saja tidaklah mudah. Apalagi jika di tempatkan di daerah terpencil yang sarana prasarananya kurang memadai dan akses perjalanan yang sulit. Oleh karena itu, dibutuhkan jiwa pengabdian tinggi untuk melangkah ke arah tersebut.
Kurangnya Kesadaran bagi Masyarakat tentang Pendidikan. Di daerah terpencil kesadaran untuk melanjutkan pendidikan memang sangat kurang. Mereka lebih memilih bekerja daripada melanjutkan pendidikan. Faktor yang disebabkan yaitu kurangnya kesadaran individu, faktor ekonomi, dan faktor sosial budaya. Faktor sosial budaya disini berkaitan dengan kultur masyarakat seperti pandangan, adat istiadat, dan kebiasaan.
Kurangnya Dukungan Masyarakat. Dukungan dari masyarakat terhadap kegiatan belajar mengajar sangat dibutuhkan. Jika masyarakat bisa percaya pada proses pembelajaran yang berjalan  maka akan lebih mudah bagi pendidik. Dukungan masyarakat yang dibutuhkan diantaranya dukungan moral terhadap para pengajar (BayuAsyari, kompasiana, 2021).
Untuk mencapai keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan di daerah terpencil, maka dilakukan berbagai upaya dengan sungguh-sungguh mencari solusi dari permasalahan yang ada. Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan menjadi lebih penting terutama di daerah terpencil. Agar dapat menjawab tantangan globalisasi dan kemajuan IPTEK. Usaha ini dapat dilakukan oleh masyarakat, guru, maupun pemerintah serta pihak lainnya.

Dukungan Masyarakat yang dibutuhkan yaitu dukungan moral terhadap pengajar. Sebelum itu, mereka harus bisa menumbuhkan kesadaran dalam diri akan pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, bangsa dan Negara.

Selain itu, guru diharapkan bisa memberikan peran lebih besar lagi. Karena, peran pendidik tidak bisa digantikan oleh siapapun dan apapun kondisinya. Apalagi menjadi pendidik di daerah terpencil yang masih minim. Jadi untuk melakukan peran itu secara efektif maka diperlukan peningkatan langkah dan usaha yang jelas serta tepat. Beberapa usaha peningkatan kualitas pendidikan yaitu tantangan terbesar yang harus segera dilakukan pemerintah.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah pendidikan di daerah terpencil antara lain: Pertama, menyediakan bantuan anggaran dalam pendidikan seperti BOS, bantuan operasional sekolah, bantuan bidik misi, Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan lainnya. Kedua, meningkatkan kualitas dan mutu tenaga pengajar, seperti PPG atau pendidikan profesi yang melatih kemampuan guru selama kurang lebih setahun.

Ketiga, melakukan revisi dan memperbaiki kurikulum yang kurang berdampak pada kemajuan pendidikan di daerah terpencil. Keempat, mengirimkan tenaga pengajar  untuk membantu ketertinggalan pendidikan di daerah tersebut, contohnya saja program Indonesia mengajar dan SM3T. Kelima, memperbaiki akses transportasi agar perjalanan yang ditembuh lebih mudah dan tidak lagi berbahaya serta membangun sarana dan prasarana pendidikan untuk meningkatkan kenyamanan proses belajar. (Blogrez, 2017).

Selain hal-hal diatas, mungkin masih banyak lagi usaha-usaha pemerintah yang tengah di gerakan. Dengan demikian, pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah terpencil. Tetapi hal yang perlu diperhatikan ialah pemerintah perlu mengembangkan atau meningkatkan program yang ada.

Potret Pendidikan di Pelosok Indonesia
Indonesia adalah negara kaya raya. Selain memiliki sumber daya alam yang melimpah, sumber daya manusianya lebih dari cukup. Dengan demikian saat manusianya ditempa dengan pendidikan yang baik, tentu sumber daya alam bisa dikelola dengan baik pula.

Sayangnya aset terbesar bangsa itu hingga kini masih banyak yang belum tersentuh. Pendidikan yang didapatkan terkesan minimalis bahkan kekurangan.

Untuk memaksimalkan pendidikan di daerah tersebut tidaklah harus menunggu pemerintah. Justru dengan kepedulian pada sesama, siapapun dapat mengulurkan tangan.

Daerah Indonesia yang pendidikannya masih tertinggal rata-rata adalah daerah terluar. Selain banyak ditemukan di daerah timur Indonesia, daerah luar yang lain juga bernasib sama. Potret pendidikan pelosok negeri pernah menjadi bahasan tersendiri oleh Kominfo.

Contoh daerah yang masih tertinggal pendidikannya adalah daerah Aceh. Di daerah seperti Pulau Nasi, Rinon, Lapeng, Ulee Paya bisa dikatakan sulit menjangkau sekolah. Meskipun sekolah dari SD hingga SMP sudah ada di Aceh Besar namun jenjang SMA masih sangat sulit.

Tempat pendidikan yang ada pun masih sangat sederhana. Para murid belajar dengan fasilitas seadanya. Bahkan para guru enggan untuk menetap di daerah mereka mengajar karena minimnya fasilitas.

Hingga saat ini daerah pelosok masih sulit mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat. Sebagai sesama putra bangsa, fenomena semacam ini selayaknya mengetuk hati. Perhatian pada sesama putra bangsa akan menumbuhkan harapan yang berarti.

Sebab Minimnya Pendidikan di Pelosok Indonesia
Daerah pelosok sulit mengembangkan pendidikan tentu disebabkan banyak faktor. Berikut adalah beberapa faktor penyebabnya:

1. Akses
Masalah akses menjadi sebab utama sebuah daerah berkembang. Tidak hanya urusan pendidikan saja, namun juga pada sektor yang lain. Ketika sebuah daerah memiliki akses yang mudah, kebutuhan untuk membangun mudah untuk tersalurkanDaerah Indonesia yang pendidikannya masih tertinggal rata-rata adalah daerah terluar. Selain banyak ditemukan di daerah timur Indonesia, daerah luar yang lain juga bernasib sama. Potret pendidikan pelosok negeri pernah menjadi bahasan tersendiri oleh Kominfo.

Contoh daerah yang masih tertinggal pendidikannya adalah daerah Aceh. Di daerah seperti Pulau Nasi, Rinon, Lapeng, Ulee Paya bisa dikatakan sulit menjangkau sekolah. Meskipun sekolah dari SD hingga SMP sudah ada di Aceh Besar namun jenjang SMA masih sangat sulit.

Tempat pendidikan yang ada pun masih sangat sederhana. Para murid belajar dengan fasilitas seadanya. Bahkan para guru enggan untuk menetap di daerah mereka mengajar karena minimnya fasilitas.

Hingga saat ini daerah pelosok masih sulit mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat. Sebagai sesama putra bangsa, fenomena semacam ini selayaknya mengetuk hati. Perhatian pada sesama putra bangsa akan menumbuhkan harapan yang berarti.

Sebab Minimnya Pendidikan di Pelosok Indonesia
Daerah pelosok sulit mengembangkan pendidikan tentu disebabkan banyak faktor. Berikut adalah beberapa faktor penyebabnya:

2. Minim Guru
Kondisi pendidikan di daerah terpencil tidak mengalami perkembangan diantaranya karena minim guru. Guru adalah sosok yang memiliki peran penting. Guru yang memiliki inisiatif, selain berupaya mengangkat kualitas muridnya juga peduli pada lingkungannya.

Jika guru yang dimiliki jumlahnya terbatas, tentu fungsi tersebut sulit tercapai. Terlebih nasib para guru pun tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Selain beban tugas yang terlampau besar, kesejahteraan mereka pun bisa dikatakan belum maksimal.

3. Fasilitas Tak Layak
Fasilitas cukup berpengaruh dalam dunia pendidikan. Meskipun bukanlah hal utama, dengan fasilitas memadai akan memberikan dorongan semangat pada peserta didik. Dengan semangat tersebut pendidikan yang diselenggarakan semakin mudah menghasilkan SDM yang baik.

Nah, salah satu masalah pendidikan daerah pelosok Indonesia adalah banyaknya sekolah yang belum memiliki fasilitas memadai. Misalnya saja, kurangnya kelas, keadaan gedung dan kelas yang mengkhawatirkan dan lain-lain. Saat pendidikan di kota sudah memiliki laboratorium, masih ada pelajar di pelosok yang belajar beralaskan tanah.

4. Tingkat Ekonomi Rendah
Ekonomi menjadi sebab tersendiri yang berpengaruh pada pendidikan. Bukan tidak memiliki minat untuk belajar, namun keadaan ekonomi seringkali menjadi penghalang. Daripada menghabiskan waktu untuk belajar yang dinilai lama menghasilkan uang, banyak SDM yang memilih bekerja. Padahal usia mereka masih produktif untuk belajar.

Banyak diantaranya yang tidak bisa membayar biaya pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja masih kesulitan. Jika sudah seperti ini, pendidikan sudah tak begitu penting bagi mereka.

5. Pola Pikir
Kebiasaan hidup yang dijalani bersama masyarakat menumbuhkan pola pikir tersendiri. Jika interaksi yang terjadi sesama orang yang tidak berpendidikan, tentu pentingnya pendidikan menjadi kabur.

Fenomena seperti ini bukanlah kesalahan. Jika ada keseriusan, maka pola pikir demikian bisa dirubah. Tentu dengan mengirimkan orang yang istiqomah mengajak kepada perubahan menuju hidup lebih baik.

Peduli Pendidikan di Daerah Pelosok Bersama BMH
Kurangnya fasilitas pendidikan di daerah terpencil adalah hal yang harus menjadi perhatian bersama. Pasalnya, pendidikan adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan masyarakat demi membangun masyarakat yang cerdas.

Baitul Maal Hidayatullah (BMH) tentu senantiasa memberikan perhatikan terkait masalah ini. Selain mengirim da’i untuk melakukan perbaikan, BMH juga konsentrasi untuk memperbaiki kekurangan fasilitas tersebut. Harapannya supaya aset bangsa bisa mendapatkan pendidikan yang layak

Sarana pendidikan di daerah tersebut masih minim dan jauh dari kata layak. Dari survey yang dilakukan ke daerah tersebut, generasi bangsa yang butuh pendidikan jumlahnya tidaklah sedikit. Ketika ada yang memberikan sarana pendidikan, akhirnya akan menjadi pahala jariyah.

Jika Anda bersedia turut andil dalam mengulurkan kepedulian, saat ini BMH memiliki layanan donasi online yang akan memudahkan Anda menyalurkan bantuan. Tidak hanya itu, Anda juga bisa mengakses agenda kegiatan kami untuk memberikan gambaran bagaimana kondisi pendidikan di daerah pelosok tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *