TB (Tuberkulosis): Penyebab, Gejala dan Cara Pengobatan Artikel ini dibuat dan diterbitkan oleh Siloam Hospitals, baca selengkapnya di: *https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/tuberkulosis-atau-tb-adalah* Dapatkan informasi atau layanan kesehatan terkini Siloam Hospitals di: *Instagram*: https://instagram.com/siloamhospitals/ *Contact Center*: (021)1-500-181 *Siloam-At-Home*: https://wa.me/628111950181 Download aplikasi MySiloam untuk kemudahan pelayanan kesehatan Anda

Tb ( dari “Tubercle bacillus”) maupun kematus[7]meruphendak penyakit berjangkit yang normal, serta dalam banyak perkara berkarakter memadamkan. Penyakit ini dikarenakan oleh bermacam strain mikobibit penyakita, biasanya Mycobacterium tuberculosis (disingkat “MTb” maupun “MTbc”).[8] Tuberkulosis umumnya menimpa paru-paru, namun serta mampu berakibat p tampak buatan badan yang ada. Tuberkulosis tersiar dengan hawa tengah seorang dengan peradangan TB aktif tbc, bersin, maupun menebarkan butiran iler mereka dengan hawa.[9]

peradangan TB sepihak besar berkarakter tanpa pertanda serta tersembunyi (selalu diucap TB tersembunyi). lamun, satu dari 10 perkara peradangan tersembunyi tumbuh sebagai penyakit aktif (TB aktif). kalau tuberkulosis tidak disembuhkan, hingga lebih dari 50% orang yang terkontaminasi mampu berpulang. saat sebelum dijumpainya antibiotik yang jitu guna mengatasi TB (kurang lebih tahun 1900 pangkal) diperkirhendak 1 dari 7 orang di mayapada berpulang sebab penyakit ini.

isyarat klasik peradangan TB aktif ialah tbc akut dengan titik darah p tampak sputum maupun rahak, panas, berkeringat di malam hari, serta bmelekat lembaga turun. (lampau TB diucap penyakit “mengkonsumsi” sebab orang-orang yang terkontaminasi umumnya menghadapi kemerosotan berat lembaga). peradangan p tampak bagian lain memicu pertanda yang bermacam-macam. penaksiran TB aktif tergantung p tampak hasil radiologi (umumnya dengan rontgen d tampak) dan kontrol raga serta digeluti kebiasaan mikrobiologis. selagi itu, penaksiran TB tersembunyi tergantung pada pengecekan tuberkulin kulit/tuberculin skin pengecekant (TST) serta pengecekan darah (IGRA). penyembuhan TB aktif membutuhkan pemberian sebagian antibiotik selaku rajin dalam periode durasi 6 dekati 12 bulan. Orang-orang yang menjalankan kontak serta mesti melakoni pengecekan pemilahan serta disembuhkan seumpama butuh. Dengan kelanjutan antibiotik yang ada kala ini pemulihan TB yang digeluti dengan bagus hendak berikankan tingkatan kesehatan diberdasarkan 90 %.

lamun, jikalau pemulihan tidak digeluti dengan rajin serta dengan periode durasi yang dibutuhkan, bibit penyakit TB itu mampu pulang bangkit serta sesuaikan diri sebagai resisten pada antibiotik. ketahanan antibiotik adalah kasus yang besar pada pengendalian pandemi TB. peradangan tuberkulosis resisten multi-obat (maupun selalu diucap TB MDR) membutuhkan pemulihan yang jauh lebih berat dengan ukuran obat yang jauh lebih atas serta tingkatan kesehatan yang jauh lebih sedikit. guna menghindari TB, seluruh orang mesti melakoni pengecekan pemilahan penyakit itu serta memperoleh vaksinasi bibit penyakit Calmette–Guérin

TB sekarang sebagai pemicu kematian nomor 2 sehabis pagebluk Covid-19 dampak penyakit berjangkit pada tahun 2022. sesudah terjalin mode penyusutan poin orang yang mengidap TB selaku garis besar dari tahun 2010, poin ini pulang menanjak semenjak tahun 2020 tengah pagebluk Covid-19 diawali. dekat 10,6 juta orang mengidap TB dengan poin perkara TB terkini yang diberitakan yakni sebesar 7,5 juta pada tahun 2022. nomor ini adalah poin terbanyak semenjak 1995 yang kelihatannya bersumber dari orang-orang yang ada TB di tahun-tahun saat sebelumnya sepanjang pagebluk Covid-19 yang menimbulkan terhambatnya penemuan perkara, penaksiran, serta pemulihan TB.

meski begitu, akibat lain dari terdapatnya pagebluk Covid-19 yakni penyusutan poin kematian TB dengan terdapatnya PPKM yang menghalangi transmisi TB pada tahun 2020 serta 2021. Pada tahun 2022, poin kematian garis besar dampak TB (tercantum orang dengan HIV) yakni sebesar 1,30 juta yang dibilang menyusut ketimbang tahun 2020 serta 2021. kebanyakan orang yang berpulang dampak TB yakni orang yang minus-HIV (kurang lebih 1,13 juta), sedangkan diperkirakan kedapatan 167.000 kematian pada ODHA dengan TB.

Di tepi itu, diperkirakan sejumlah 410.000 orang yang terkontaminasi TB tercantum ke dalam kalangan TB resisten multiobat (TB-MDR) maupun TB resisten rifampisin (TB-RR) pada tahun 2022. selagi orang yang menerima pemulihan jauh lebih kecil, ialah kurang lebih 175.650 orang.

Dari jurusan geografis, teritori dengan perkara TB setidaknya atas terletak di Asia Tenggara (46%) diiringi Afrika (23%), Pasifik Barat (18%), diiringi Mediterania Timur (8,1%), Amerika (3,1%), serta Eropa (2,2%). Tingginya poin perkara TB di Asia Tenggara kelihatannya dikarenakan oleh 3 negeri yang terbilang ke dalam 3 puluh negeri dengan berat perkara TB paling tinggi, ialah Indonesia (berat perkara TB paling tinggi ke2, sebesar 10% perkara garis besar), Filipina (berat perkara TB paling tinggi ke4, sebesar 7,0% perkara), serta Myanmar. kecuali itu, ke3 negeri ini serta berfungsi dalam kenaikan perkara TB garis besar paling tinggi dengan akumulasi 0,4 juta perkara pada tahun 2022.[10]

suasana Tuberkulosis di Indonesia

Indonesia (10%) tercantum ke dalam negeri ke2 dari 3 puluh negeri dengan berat perkara TB garis besar paling tinggi didahului India (27%) serta diiringi Cina (7,1%), Filipina (7,0%), Pakistan (5,7%), Nigeria (4,5%), Bangladesh (3,6%), serta Republik Demokratik Kongo (3,0%).[10]

bersumber pada Profil Kesehatan Indonesia tahun 2022, jumlah seluruh perkara TB yang ditemui yakni sejumlah 677.464 perkara. nomor ini melonjak dengan rada atas seumpama ketimbang dengan keterangan pada Profil Kesehatan Indonesia tahun 2022 serta 2020 berturut-turut, dengan penemuan sejumlah 397.377 serta 351.936 perkara.[11]

Di Indonesia, perkara tuberkulosis paling tinggi ditemui di daerah-daerah dengan jumlah penghuni yang banyak, ialah Jawa Barat, Jawa Timur, serta Jawa Tengah. Jumlah perkara tuberkulosis dari ke3 provinsi itu menyentuh 44% dari semua perkara yang ditemui di Indonesia.[12]

bila ditinjau dari model jantina, perkara tuberkulosis lebih banyak ditemui pada laki-laki ketimbang dengan cewek ialah 58,0% laki-laki serta 42,0% cewek. sementara itu, bila ditinjau dari umur, pada tahun 2021 perkara tuberkulosis banyak ditemui pada umur produktif, ialah bentang umur 45—54 tahun sejumlah 16,8% diiringi bentang umur 25—34 tahun serta 55—64 tahun dengan masing-masing sejumlah 15%.[11]

Pada penghujung tahun 2024, institut Kesehatan bumi (WHO)[13] menyebut apabila Indonesia sebagai negeri ke2 paling banyak pengidap penyakit ini[14]

kode serta pertanda

isyarat mendasar model serta tahap TB ditunjukkan dalam gambar.[15] Banyak pertanda yang menempel ikut bertindihan dengan model lain, namun ada pula pertanda yang cuma khusus (tetapi tidak segalanya) pada model spesifik. berbagai macam model mampu timbul selaku seiring.

Dari himpunan yang bukan pengidap HIV tapi seterusnya terkontaminasi tuberkulosis, 5-10% di antara lain menampakkan kelanjutan penyakit aktif sepanjang era hidup mereka.[16] kebalikannya, dari himpunan yang terkontaminasi HIV serta serta terkontaminasi tuberkulosis, ada 30% yang menampakkan kelanjutan penyakit aktif.[16] Tuberkulosis sanggup mengperadangan buatan badan mana saja, tetapi setidaknya selalu mengperadangan paru-paru (diketahui selaku tuberkulosis paru).[17] kalau tuberkulosis tumbuh di luar paru-paru, hingga diucap TB ekstra paru. TB ekstra paru serta mampu muncul berserupaan dengan TB paru.[17] kode serta pertanda biasanya antara lain panas, menggigil, berkeringat di malam hari, tandasnya gairah hinggan, berat lembaga turun, serta lesu.[17] bisa pula terjalin jemari pukul yang signifikan.[16]

Tuberkulosis paru

kalau peradangan tuberkulosis yang muncul sebagai aktif, kurang lebih 90%-nya rajin mengaitkan paru-paru.[18][19] Gejala-pertandanya antara lain berbentuk perih dada serta tbc berlendir yang berkelanjutan. dekat 25% pengidap tidak menampakkan pertanda apapun (yang begitu diucap “asimptomatik”).[18] kadangkala kala, pengidap menghadapi sedikit tbc darah. Dalam perkara-perkara spesifik yang langka terjalin, peradangan mampu menggerogoti ke dalam aorta pulmonalis, serta menimbulkan pendarahan serius yang diucap aneurisma Rasmussen. Tuberkulosis serta mampu tumbuh sebagai penyakit akut serta menimbulkan luka balur lebar di buatan lobus berdasarkan paru-paru. Paru-paru berdasarkan setidaknya selalu terkontaminasi.[17] faktornya belum semacam itu jelas.[8] kayanya sebab paru-paru berdasarkan lebih banyak memperoleh haluan udara[8] maupun mampu serta sebab drainase limfa yang kurang bagus pada paru bagian berdasarkan.[17]

Tuberkulosis ekstra paru

Dalam 15–20% perkara aktif, terjalin penyebaran peradangan sampai ke luar bagian pernapasan serta menimbulkan tuberkulosis model yang ada.[20] Tuberkulosis yang terjalin di luar bagian pernapasan diucap “tuberkulosis ekstra paru”.[21] TB ekstra paru biasanya terjalin pada orang cukup umur dengan imunosupresi serta anak-anak. TB ekstra paru timbul pada 50% lebih himpunan pengidap HIV.[21] posisi TB ekstra paru yang berarti tercantum: pleura (pada TB pleuritis), sistem saraf pusat (pada meningitisTB), serta sistem kelenjar getah cerah (pada skrofuloderma leher). TB ekstra paru serta sanggup terjalin di sistem urogenital (ialah pada tuberkulosis urogenital) serta pada tulang serta persendian (ialah pada penyakit Pott tulang balik). kalau TB tersiar ke tulang hingga sanggup diucap “TB tulang”,[22] yang adalah salah satu osteomielitis.[8] terdapat lagi TB yang lebih yakin ialah TB yang tersiar lebar serta diucap selaku TB diseminata, maupun umumnya diketahui dengan panggilan tuberkulosis milier.[17] Di antara kasus TB ekstra paru, 10%-nya umumnya adalah TB milier.[23]

Etiologi (pemicu) serta sebab resiko

Mikobibit penyakita

Hasil menjelang mikrograf elektron Mycobacterium tuberculosis

Penyebab mendasar penyakit TB yakni Mycobacterium tuberculosis, ialah serupa bibit penyakit aerobik kecil yang non-motil.[17] bermacam sifat klinis khas mikroba ini dikarenakan oleh atasnya isi lipid yang dimilikinya.[24] Sel-selnya membelah tiap-tiap 16 –20 jam. kesigapan pemisahan ini tercantum lelet seumpama ketimbang dengan model bibit penyakit lain yang biasanya membelah tiap-tiap kurang dari satu jam.[25] Mikobibit penyakita ada susunan berpasangan selaput luar lipid.[26] kalau digeluti percobaan pewarnaan g, hingga MTB akan menampakkan pewarnaan “Gram-positif” yang lesu maupun tidak menampakkan warna sama sekali sebab isi lemak serta asam mikolat yang atas pada bilik selnya.[27] MTB mampu kuat pada bermacam pembunuh hama lesu serta sanggup berkuat hidup dalam hal kering sepanjang berminggu-minggu. Di alam, bibit penyakit cuma sanggup tumbuh dalam sel inang organismus spesifik, namun M. tuberculosis mampu dikebiasaan di laboratorium.[28]

Dengan memakai pewarnaan histologis pada percontoh rahak yang diekspektorat, periset sanggup mengenali MTB dengan kaca pembesar (dengan pencerahan) umum. (kahak serta diucap “sputum”). MTB melindungi warna walaupun telah diberi perlakukan enceran adonan asam, alhasil sanggup digolongkan selaku bibit penyakit kuat Asam (BTA).[8][27] 2 model tata cara pewarnaan asam yang setidaknya normal ialah: tata cara pewarnaan Ziehl-Neelsen, yang akan berikan warna merah nyata pada bibit penyakit BTA seumpama diletakkan pada dekorasi biru,[29] serta tata cara pewarnaan auramin-rhodamin kemudian ditinjau dengan kaca pembesar fluoresen.[30]

permukiman M. tuberculosis (KMTB) serta tercantum mikobakteria lain yang serta sebagai pemicu TB: M. bovis, M. africanum, M. canetti, serta M. microti.[31] M. africanum tidak tersiar lebar, namun adalah pemicu bernilai Tuberkulosis di sepihak kawasan Afrika.[32][33] M. bovis adalah pemicu normal Tuberkulosis, namun persepsi susu pasteurisasi pernah sukses memusnahkan model mikobakterium yang sepanjang ini sebagai kasus kesehatan publik di negara-negara tumbuh ini.[8][34] M. canetti adalah model jarang serta tampaknya cuma ada di area cula Afrika, walaupun sebagian kasus sempat ditemui pada himpunan emigran Afrika.[35][36] M. microti serta adalah model jarang serta selalu kali ditemui pada pengidap yang menghadapi imunodefisiensi, kendati begitu, mikroba ini kelihatannya mampu berkarakter lebih normal dari yang kita baypoinn.[37]

Mikobakteria mikroba lain yang serta telah diketahui antara lain M. kenohonge, M. avium, serta M. kansasii. 2 model terakhir masuk dalam kategorisasi “Mikobakteria non-tuberkulosis” (MNT). MNT tidak menimbulkan TB maupun lepra, namun menimbulkan penyakit paru-paru lain yang sama TB.[38]

sebab resiko

Ada sebagian sebab yang sebagai pemicu kenapa orang lebih rentan pada peradangan TB. Di tingkatan garis besar, sebab resiko setidaknya bernilai yakni HIV; 13% dari semua kasus TB nyatanya terkontaminasi serta oleh virus HIV.[39] kasus ini normal ditemui di area sub-Sahara Afrika, yang poin HIV-nya atas.[40][41] Tuberkulosis terikat erat dengan kepadatan penghuni yang kelewatan dan zat makanan jelek. keterlibatan ini menghasilkan TB selaku salah satu penyakit kekurangan utama.[18] Orang-orang yang ada resiko atas terkontaminasi TB antara lain: orang yang menyuntik obat ilegal, penunggu serta pekerja tempat-tempat berkumpulnya orang-orang rentan (misalnya, bui serta tempat p6pungan tunawisma), orang-orang miskin yang tidak ada akses penjagaan kesehatan yang cukup, minoritas yang beresiko atas, serta para pekerja kesehatan yang melayani orang-orang itu.[42] Penyakit paru-paru akut yakni sebab resiko bernilai yang ada. Silikosis menambah resiko sampai 30 kali lebih besar.[43] Orang-orang yang merokok ada resiko 2 kali lebih besar tertimpa TB ketimbang yang tidak merokok.[44] terdapatnya penyakit spesifik serta sanggup menambah resiko bertumbuhnya Tuberkulosis, antara lain alkoholisme[18] serta diabet mellitus (dampaknya tiga kali lipat).[45] Obat-obatan spesifik, kayak kortikosteroid serta infliximab (antibodi monoklonal anti-αTNF) serta adalah sebab resiko yang makin bernilai, lebih-lebih di area mayapada tumbuh.[18] walaupun kerentanan genetik[46] serta mampu mempengaruhi, namun para periset belum menggambarkan dekati sepanjang mana peranannya.[18

teknik

Kampanye kesehatan publik pada tahun 1920-an guna membatalkan penyebaran TB.

transmisi

Ketika seorang yang mengidap TB paru aktif tbc, bersin, cakap, menyanyi, maupun meludah, mereka tengah menyemburkan titis-titis aerosol peradanganus dengan sengkang 0.5 sampai 5 µm. Bersin sanggup membiarkan elemen kecil-kecil sampai 40,000 titis.[47] masing-masing titis mampu memengaruhi penyakit Tuberkulosis sebab ukuran peradanganus penyakit ini amat sedikit. (seorang yang menghisap kurang dari 10 bakteri saja mampu langsung terkontaminasi).[48]

Orang-orang yang menjalankan kontak dalam durasi lama, dalam gelombang selalu, maupun rajin bersebelahan dengan pengidap TB, beresiko tinggi ikut terkontaminasi, dengan ditaksir poin peradangan kurang lebih 22%.[49] seorang dengan Tuberkulosis aktif serta tidak memperoleh penjagaan sanggup mengperadangan 10-15 (maupun lebih) orang lain tiap-tiap tahun.[50] umumnya, cuma mereka yang mengidap TB aktif yang sanggup memengaruhi penyakit ini. Orang-orang dengan peradangan tersembunyi dipastikan tidak memengaruhi penyakitnya.[8] kayanya penyakit ini berjangkit dari satu orang ke orang lain terpaut pada sebagian sebab. Faktor-faktor itu antara lain jumlah titis peradanganus yang disemprotkan oleh pembawa, daya guna tingkapan kawasan tempat bermukim, periode durasi paparan, tingkatan virulensi strain M. tuberculosis, serta tingkatan resistensi badan orang yang tidak terkontaminasi.[51] guna menghindari penyebaran berderet dari satu orang ke orang lainnya, pisahkan orang-orang dengan TB aktif (“jelas”) serta masukkan mereka dalam rejimen obat anti-TB. sesudah kira-kira dua minggu penjagaan efisien, orang-orang dengan peradangan aktif yang non-resisten umumnya telah tidak memengaruhi penyakitnya ke orang lain.[49] kalau nyatanya seterusnya ada yang terkontaminasi, umumnya butuh durasi tiga dekati empat minggu sampai orang yang terkini terperadangan itu sebagai rada peradanganus guna memengaruhi penyakit itu ke orang lain.[52]

Patogenesis

Sekitar 90% orang yang terkontaminasi M. tuberculosis mengidap infeksi TB tersembunyi yang berkarakter asimtomatik, (kadangkala diucap LTBI/Latent TB Infections).[53] seangkatan hidup, orang-orang ini cuma ada 10% kans infeksi tersembunyinya tumbuh sebagai penyakit Tuberkulosis aktif yang nyata.[54] Risiko TB pada pengidap HIV guna berkembang sebagai penyakit aktif melonjak kurang lebih 10% tiap-tiap tahunnya.[54] Bila tidak diberi pemulihan yang efisien, hingga angka kematian TB aktif mampu menyentuh lebih dari 66%.[50]

peradangan TB mulai sejak tengah mikobakteria masuk ke dalam alveoli paru, kemudian menyerbu serta bereplikasi di dalam endosom makrofag alveolus.[8][55] posisi pokok infeksi di dalam paru-paru yang diketahui dengan panggilan “fokus Ghon”, terdapat di bagian atas lobus dasar, maupun di bagian dasar lobus atas.[8] Tuberkulosis paru sanggup serta terjalin dengan infeksi haluan darah yang diketahui dengan panggilan fokus Simon. peradangan fokus Simon umumnya ditemui di bagian atas paru-paru.[56] Penularan hematogen (dengan pembuluh darah) ini serta sanggup tersiar ke lokasi-lokasi lain kayak nodus limfa perifer, ginjal, otak serta tulang.[8][57] Tuberkulosis berakibat pada semua bagian badan, walaupun belum diketahui mengapa penyakit ini langka sekali menimpa jantung, otot skeletal, kelenjar ludah perut, maupun tiroid.[58]

Tuberkulosis digolongkan selaku salah satu penyakit yang menimbulkan rasertag granulomatosa. Sel-sel kayak makrofag, limfosit T, limfosit B, serta fibroblast silih berintegrasi menjadikan granuloma. Limfosit mengepung makrofag-makrofag yang terkontaminasi. Granuloma menghindari penyebaran mikobakteria serta sediakan kawasan privat bagi interaksi sel-sel lokal di dalam sistem resistensi badan. kuman yang terletak di dalam granuloma sebagai dorman kemudian sebagai asal usul infeksi tersembunyi. karakteristik khas lain granuloma yakni menjadikan kematian sel jarang (nekrosis) di pusat tuberkel. ditilik dengan mata , nekrosis ada komposisi lirih, berona putih keju serta diucap nekrosis kaseosa.[59]

kuman TB mampu masuk ke dalam haluan darah dari kawasan jaringan yang cacat itu. Bakteri-bakteri itu seterusnya tersiar ke semua badan serta menjadikan banyak fokus-fokus infeksi, yang muncul selaku tuberkel kecil berona putih di dalam jaringan.[60] Penyakit TB yang amat serius ini diucap tuberkulosis milier. kategori TB ini setidaknya normal terjalin pada anak-anak serta pengidap HIV.[61] nomor fatalitas orang yang mengidap TB diseminata kayak ini rada tinggi walaupun telah memperoleh pemulihan (kurang lebih 30%).[23][62]

Pada banyak orang, infeksi ini selalu sirna muncul. peluluhlantahkan jaringan serta nekrosis selalu kali proporsional dengan kecekatan rehabilitasi serta fibrosis.[59] Jaringan yang terinfeksi berganti sebagai balur serta lubang-lubangnya terisi dengan material nekrotik kaseosa itu. sepanjang era aktif penyakit, sebagian lubang ini ikut masuk ke dalam saluran udara bronkus serta material nekrosis sebetulnya mampu terbatukkan. Material ini mempunyai kandungan bakteri hidup serta sanggup menebarkan infeksi. penyembuhan memakai antibiotik yang serupa sanggup membasmi bakteri-bekteri itu serta memberi jalur bagi metode rehabilitasi. ketika penyakit telah uras, kawasan yang terinfeksi berganti sebagai jaringan parut.[59]

penaksiran

Tuberkulosis aktif

Sangat sukar mendiagnosis Tuberkulosis aktif cuma berlandaskan tanda-tanda serta pertanda saja.[63] sukar serta mendiagnosis penyakit ini pada orang-orang dengan imunosupresi.[64] walaupun begitu, orang-orang yang menampakkan tanda-tanda apabila mereka ada penyakit paru-paru maupun gejala konstitusional yang aktif lebih dari dua minggu maka mampu jadi orang tersebut terjangkit TB.[64] lukisan sinar-X dada serta pembuatan sebagian kebiasaan sputum guna bibit penyakit tahan asam umumnya sebagai salah satu bagian penilaian awal.[64] uji coba pencopotan interferon-γ (IGRAs) serta pengecekan kulit tuberkulin tidak ideal diaplikasikan di mayapada berkembang.[65][66] IGRA ada kelemahan yang sejenis seumpama diaplikasikan pada pengidap HIV.[66][67]

Diagnosis yang pas guna TB digeluti tengah bakteri “M. tuberculosis” ditemui dalam percontoh klinis (misalnya, rahak, rebuk, maupun biopsi jaringan). lamun, metode kebiasaan organismus yang lelet pertumbuhannya ini menginginkan durasi dua sampai enam minggu guna kebiasaan darah serta rahak saja.[68] Oleh sebab itu, pemulihan selalu kali digeluti sebelum hasil kultur selesai.[69]

uji amplifikasi asam nukleat serta percobaan adenosin deaminase sanggup lebih segera mendiagnosis TB.[63] walaupun begitu, pengecekan ini tidak disarankan selaku teratur sebab langka sekali merombak metode pemulihan penderita.[69] uji darah guna menemukan antibodi tidak semacam itu khusus maupun sensitif, alhasil pengecekan ini serta tidak disarankan.[70]

Tuberkulosis laten

uji kulit tuberkulin Mantoux.

Tes kulit tuberkulin Mantoux selalu dikenakan selaku pemilahan bagi seorang dengan risiko TB tinggi.[64] Orang yang sempat dipengimunan sebelumnya sanggup memberikan hasil pengecekan positif yang ilegal.[71] Hasil pengecekan sanggup memberikan minus ilegal pada orang yang mengidap sarkoidosis, Limfoma Hodgkin, dan malagizi. Yang terutama, hasil pengecekan sanggup negatif ilegal pada orang yang mengidap tuberkulosis aktif.[8] Interferon gamma release assays (IGRAs) guna percontoh darah direkomendasikan pada orang dengan hasil pengecekan Mantoux positif.[69] IGRAs tidak dipengaruhi oleh imunisasi atau sepihak besar mikobakteri dari kawasan, alhasil mereka menimbulkan hasil pengecekan positif palsu yang lebih sedikit.[72] Bagaimanapun mereka dipengaruhi oleh “M. szulgai,” “M. marinum,” and “M. kansasii.”[73] IGRAs sanggup menambah kepekaan seumpama dikenakan selaku pengecekan catatan melainkan pengecekan kulit. namun IGRAs sebagai kurang sensitif ketimbang tes kulit jikalau dikenakan sendirian.[74]