Infus whitening adalah salah satu perawatan untuk mencerahkan kulit. Meski begitu, metode ini juga berisiko menimbulkan efek samping, seperti alergi. Oleh karena itu, sebelum melakukan infus whitening, sebaiknya ketahui lebih dahulu tentang kandungan, prosedur, dan efek sampingnya.
Infus whitening merupakan metode perawatan kulit yang bermanfaat untuk memutihkan kulit, meratakan warna kulit, dan mengurangi noda atau bercak pada wajah. Prosedur ini juga dipercaya dapat mengatasi masalah penuaan, seperti keriput dan kulit kendur
Namun, seperti halnya dengan perawatan kulit lain, prosedur infus whitening juga memiliki efek samping. Oleh karena itu, guna meminimalkan risiko yang dapat terjadi, Anda perlu mengetahui beberapa hal seputar infus whitening sebelum memutuskan untuk melakukannya.
Beragam Kandungan Infus Whitening
Kandungan infus whitening terdiri atas beberapa jenis yang masing-masing dapat memberikan manfaat berbeda untuk kulit. Beberapa jenis kandungan tersebut meliputi:
- Vitamin C
Vitamin C diketahui baik untuk mencerahkan dan mengatasi warna kulit yang tidak merata karena kandungan ini dapat mengurangi pembentukan melanin di kulit. Selain itu, vitamin C juga bisa meningkatkan produksi kolagen dan mempercepat proses penyembuhan luka. - Kolagen
Kolagen dapat digunakan untuk membuat kulit tampak lebih kenyal, halus, dan lembap. Oleh karena itu, kandungan ini kerap digunakan untuk mengatasi garis halus, keriput, dan kulit yang mengendur. - Glutation
Kandungan infus whitening berikutnya adalah glutation, yaitu jenis antioksidan yang bekerja sebagai agen pemutih kulit. Selain memutihkan kulit, glutation juga diketahui bisa mengencangkan kulit dan menyamarkan keriput. - DNA salmon
Meski jarang, DNA salmon juga bisa digunakan sebagai salah satu kandungan infus whitening. Menurut studi, DNA salmon dapat mengencangkan kulit dan mendukung pembentukan sel kulit yang lebih sehat, sehingga kulit tampak cerah dan awet muda.
Prosedur Infus Whitening
Prosedur infus whitening umumnya dilakukan dengan mencampurkan beberapa kandungan di atas ke dalam larutan infus. Selanjutnya, cairan tersebut akan disuntikkan ke dalam aliran darah menggunakan alat infus.
Prosedur ini biasanya berlangsung selama 15 –20 menit. Agar memberikan hasil yang maksimal, infus whitening diberikan sebanyak 2 minggu sekali.
Setiap 1 kali infus whitening dapat memberikan efek pencerah hingga 1–3 kali lebih terang dari warna kulit sebelumnya. Namun, efek tersebut bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Efek Samping Infus Whitening
Secara umum, prosedur infus whitening relatif aman untuk dilakukan, bila dosis kandungannya tepat atau tidak terlalu tinggi. Sebagai contoh, dosis vitamin C yang terlalu tinggi bisa saja menyebabkan efek samping berupa:
a.Mual
b.Muntah
c.Nyeri perut
d.Diare
e.Sakit kepala
f.Gangguan tidur
g.Masalah di ginjal
Efek samping glutation yang berlebihan dapat berupa gangguan pencernaan, bahkan masalah di organ hati. Sementara itu, efek samping prosedur penyuntikan secara umum juga dapat terjadi berupa kemerahan, bengkak, perdarahan, atau infeksi di lokasi penyuntikan.
Beberapa orang juga bisa mengalami reaksi alergi terhadap bahan-bahan dalam infus whitening. Reaksi tersebut ditandai dengan bentol-bentol di kulit, gatal, kemerahan, mual, bahkan sesak napas.
Untuk mencegah hal tersebut, Anda disarankan melakukan infus whitening dengan dokter kecantikan yang terlatih dan di klinik kecantikan resmi. Hal yang perlu diingat adalah infus whitening hanya dapat memberikan hasil kulit putih yang sementara, bukan permanen.
Jika Anda ingin mencoba metode perawatan kulit dengan infus whitening, konsultasikan ke dokter lebih dulu. Dengan begitu, dokter dapat menentukan keamanan, jenis kandungan, serta dosis yang tepat dan sesuai kondisi kesehatan Anda.
Selain itu, unggahan mengenai infus whitening untuk memutihkan kulit itu juga mendapat ratusan komentar dari warganet. Kebanyakan dari warganet mengomentari bahwa infus whitening tersebut berbahaya karena bisa memicu masalah ginjal akibat injeksi vitamin C yang dimasukkan ke dalam tubuh. “Bahaya nder, itu vit c yg masuk ketubuhnya jd over,” tulis seorang warganet. “Bahaya bgt buat yg ga rajin minum air putih, ngefek ke ginjal,” tulis warganet lain. Lantas, benarkah infus whitening bisa membahayakan ginjal?
Penjelasan dokter kulit Dokter spesialis kulit dan kelamin RSUD Prof. Dr Margono Soekarjo Ismiralda Oke Putranti membenarkan bahwa infus whitening atau infus pemutih kulit bisa membahayakan tubuh. Meski begitu, jika dilakukan oleh dokter atau klinik serta tidak melakukannya secara mandiri dan sembarangan, maka tidak akan menimbulkan bahaya atau efek samping. “Biasanya di klinik kecantikan infus whitening ini merupakan campuran dari beberapa zat aktif dalam satu botol infus,” ujar Ismiralda, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/5/2024). Saat ini, produk yang boleh digunakan adalah kandungan antioksidan atau vitamin C dosis tinggi. Vitamin C tersebut bisa memicu kulit menjadi putih, karena bisa menghambat pembentukan pigmen kulit. “Tindakan injeksi atau infus wajib dilakukan oleh tenaga medis atau paramedis yang kompeten agar terjamin keamanannya,” kata Ismiralda. “Mulai dari pencampuran obat, memasukkan obat (injeksi), dan pengawasan efek sampingnya,” lanjutnya. Ia mengungkapkan, setiap klinik mempunyai prosedurnya masing-masing dalam melakukan tindakan infus whitening tersebut. Infus whitening ini biasanya dilakukan seminggu sekali selama rentang waktu tertentu, kemudian dilanjutkan dua minggu hingga sebulan sekali.
Ismiralda membenarkan bahwa injeksi vitamin C dosis tinggi dalam infus whitening bisa memicu gangguan pada ginjal. “Vitamin C dosis tinggi berisiko menyebabkan gangguan pada ginjal, karena pembentukan kristal di dalamnya,” ucap dia. Oleh karena itu, umumnya mereka yang melakukan infus whitening ini diharuskan minum air putih yang banyak. Selain itu, efek samping ketika injeksi vitamin C ini juga rawan memicu terjadinya lebam dan peradangan pembuluh darah (tromboflebitis). Kemudian, infus whitening juga bisa mengakibatkan seseorang menderita autoimun atau kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang tubuhnya sendiri. “Autoimun sebenarnya secara genetik sudah ada, hanya saja paparan dari luar, seperti bahan-bahan yang ada di dalam infus whitening maupun gangguan metabolik dari dalam bisa memicu terekspresinya gen autoimunnya untuk aktif,” terangnya. “Dan jika sudah terbuka, maka autoimun akan berlangsung terus (diderita secara permanen),” sambungnya. Ismiralda menekankan, setiap orang memiliki batasan warna kulit putih masing-masing. Sehingga kulit putih tidak bisa maksimal sesuai keinginan masing-masing orang. Batasan maksimal warna kulit putih atau cerah tersebut, kata Ismiralda, bisa dilihat di lengan atas sebelah dalam. Kalau bisa lebih putih dari itu, maka hati-hati dengan bahan berbahaya yang dimasukkan ke dalam tubuh. Ia menjelaskan, untuk menjaga kulit tetap cerah, pada prinsipnya adalah dengan melakukan perawatan kulit harian. “Tidak mungkin hanya dari infus whitening saja. Penggunaan pelembap, sunscreen, exfoliator, pencerah, dan pembersih tetap mutlak dilakukan setiap hari,” pungkasnya.